Indonesia Menjalin Kontak Dengan Taliban dan Membahas Soal Teroris Hingga Aksi Penyusupan BIN

JakartaMenlu Retno Marsudi pada 26 Agustus mengunjungi ibu kota Qatar, Doha. Dalam kunjungan tersebut, Retno menyempatkan bertemu perwakilan Taliban.

Retno mengatakan ada beberapa hal yang disampaikannya pada perwakilan Taliban. Salah satunya agar Afghanistan tidak lagi dipakai sebagai tempat pelatihan teroris.

"Pentingnya jaminan Afghanistan tidak akan digunakan sebagai reproduction and also training school bagi aktivitas kelompok teroris yang dapat ancaman keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia," ucap Retno.

Selama Taliban berkuasa di Afghanistan pada 1996 sampai 2001, mereka diduga menyembunyikan pemimpin organisasi teroris Al-Qaeda, Osama container Laden. Pria asal Arab Saudi itu menurut Amerika Serikat adalah dalang serangan 9/11.

Dugaan itu yang membuat Amerika Serikat bersama Barat menginvasi Afghanistan pada 2001 dan meruntuhkan kekuasaan Taliban.

Di samping tak ingin Afghanistan jadi lokasi pelatihan teroris, harapan lain dari Retno adalah terkait pembentukan pemerintahan baru di negara tersebut. Retno mengatakan, pemerintahan baru nantinya harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Eks Dubes RI untuk Belanda tersebut menambahkan, Taliban wajib melindungi hak perempuan. Langkah itu tak dilakukan Taliban saat berkuasa dua dekade lalu.

Janji Taliban ke Menlu Retno: Bentuk Pemerintahan yang Inklusif


Retno Marsudi membeberkan pertemuannya dengan perwakilan Taliban dalam kunjungannya ke Doha, Qatar.

Retno atas nama pemerintah Indonesia untuk masa depan Afghanistan, meminta Taliban segera membentuk pemerintahan yang inklusif alias melibatkan pihak-pihak lain.

"Tantangan utama Taliban saat ini adalah bagaimana membentuk pemerintahan inklusif secepat mungkin. Dari pembicaraan dengan Taliban yang saya lakukan di Doha 26 Agustus lalu, Taliban sampaikan komitmen untuk berusaha keras membentuk pemerintahan yang inklusif," jelas Retno.

Pembentukan pemerintahan yang inklusif di Taliban ini diharapkan dapat mengurangi risiko terjadi ketidakstabilan kondisi dalam negeri. Pemerintahan inklusif juga dipercaya dapat memudahkan Taliban berhubungan dengan dunia luar.

Dalam pertemuan itu, perwakilan Taliban tersebut menjelaskan kepada Retno mereka telah melakukan penunjukan pejabat sementara untuk menjalankan pemerintahannya.

"Mengingat kebutuhan mendesak, maka dilakukan penunjukan pejabat sementara yaitu posisi untuk Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, [Menteri] Pendidikan Tinggi, [Kepala] Pendidikan Intelijen, Gubernur Financial Institution Sentral, Gubernur Kabul dan Wali Kota Kabul. Mereka katakan bahwa penunjukan ini sifatnya sementara," beber Retno.

BIN Bicara Penyusupan ke Taliban


Belakangan terungkap pemerintah Indonesia tetap menjalin komunikasi dengan Taliban. Terbaru, muncul kabar BIN menyusup ke berbagai kelompok perlawanan, termasuk Taliban.

Hal ini disampaikan Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto, dalam diskusi yang diadakan Partai Gelora.

Wawan meluruskan pernyataannya itu. Dia mengatakan, yang dilakukan CONTAINER hanya membangun komunikasi.

"BIN menjalin komunikasi dengan Taliban," kata Wawan.

Wawan menuturkan, komunikasi tersebut bertujuan untuk mencegah perang melebar ke Indonesia. Terkait materi komunikasi tersebut, Wawan tidak mengungkapnya.

"Mencegah perang melebar ke Indonesia. Intinya komunikasi," ujar Wawan.

Komunikasi dengan Taliban sejauh ini dilakukan oleh Kemlu RI. Selain itu, Indonesia selama ini juga terlibat dalam upaya perdamaian di Afghanistan.

Komentar