Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Para Pakar Mendorong Pemerintah Untuk Melakukan Pemilu Menggunakan Sistem E-Recap Dibanding E-Voting

Jakarta -  Pendiri sekaligus peneliti Network for Democracy as well as Electoral Honesty (Netgrit) Hadar Nafis Gumay menilai, penggunaan sistem teknologi saat proses pemilihan suara sebaiknya diterapkan pada tahapan rekapitulasi. Alasannya, masa rekapitulasi pada Pemilu di Indonesia cukup panjang dan berpotensi menimbulkan manipulasi data. "Pengalaman kita juga memperlihatkan bahwa dalam version rekapitulasi. Hasil yang bertingkat ini dalam waktu yang panjang itu juga sering menjadi ruang untuk manipulasi, sulit untuk bisa diidentifikasi permasalahan," ucap Hadar dal webinar Rumah Peduli , Sabtu (28/8). Hadar mengatakan, Indonesia tidak boleh memaksa menggunakan basis teknologi tanpa mengetahui identifikasi masalah yang ada. Sebab menurutnya, dari proses Pemilu berjenjang, dimulai dari pemungutan suara, penghitungan suara, hingga rekapitulasi suara, di tahapan rekapitulasi suara lah menjadi masalah pelik. Untuk itu, menurut dia, dibanding mendorong agar pelaksanaan Pemilu na

Sedang Viral Tulisan Bertema Kritik Pemerintah dan Presiden di Dinding Terowongan Pelitas, Batam

Batam -  Kepolisian Sektor (Polsek) Lubuk Baja masih menyelidiki pihak yang tidak bertanggung jawab menulis sejumlah tulisan yang beirisi kritik pedas kepada pemerintah dan Presiden Jokowi di tembok terowongan Pelita, Batam. Tulisan-tulisan yang tampak diantaranya kata 'Thx Jokowi I'm Dead', 'Bisnis di Pandemic', 'NKRI harga Rp10 rb/ KK'. Tulisan tersebut cepat diketahui warga dan beredar video di media sosial. Hingga akhirnya tulisan itu dihapus oleh pihak terkait. "Kita masih lakukan lidik, siapa pelaku yang membuat tulisan tersebut," kata Kapolsek Lubukbaja, AKP Budi Hartono saat dikonfirmasi, Kamis (19/8). Dia menyebut, tindakan tersebut merupakan vandalisme, yang dapat membuat warga resah dengan coretan di dinding terowongan. "Kita sudah minta beberapa keterangan untuk petunjuk siapa yang tulis coretan. Namun, yang jadi terkendala tidak ada CCTV di lokasi," kata dia. Padahal, kata dia, tim patroli selalu melintasi lokasi tersebut. K

Seorang Kades Membentak Kapolsek, Kades: Saya Pejabat Politik Melaksanakan Tugas Dari Anggota DPRD Sumenep

Sumenep - Kepala Desa Sukajeruk, Kecamatan Masalembu Sapuri membentak Kapolsek Masalembu Sumenep Iptu Sujarwo yang menegur agar resepsi pernikahan warga setempat tidak dilakukan. Sapuri sempat membawa-bawa nama anggota DPRD saat membentak kapolsek. "Saya pejabat politik, saya melaksanakan perintah Darul Fath anggota DPRD Sumenep. Saya ikut anggota dewan. Saya pejabat politik diangkat oleh masyarakat," kata Sujarwo, menirukan bentakan Sapuri. Hal itu diceritakan Sujarwo, saat dihubungi, Senin (9/8/2021). Sujarwo menegur agar resepsi pernikahan yang dilaksanakan pada Jumat (6/8/2021) tidak dilakukan karena berpotensi menimbulkan kerumunan. Setelah dibentak, Sujarwo menjelaskan ketentuan PPKM degree 4 Kabupaten Sumenep. Namun, Sapuri tidak mau mendengarkannya. Justru Sapuri menantang Sujarwo untuk menembaknya. "Tembak saya, mana ada corona. Ternyata saya juga tidak mati," kata Sujarwo menirukan pernyataan Sapuri. Tanggapan anggota DPRD Anggota DPRD