Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

PKB Terbuka Ridwan Kamil Gabung : Sebelum Jalur Kuning Melengkung

Jakarta -  Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak menutup pintu bagi Ridwan Kamil untuk bergabung. Kendati, Ridwan Kamil gabung partai demi mendapatkan tiket calon presiden. PKB yang sudah punya Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon mengaku tidak ada masalah. "Janur kuning belum melengkung, silakan saja," ujar Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid kepada wartawan, Jumat (21/1). PKB word play here mengapresiasi sikap Ridwan Kamil yang sudah deklarasi terbuka ingin menjadi calon presiden. "Saya apresiasi sikap kang RK yang sudah deklarasi dan menyatakan terbuka maju menjadi capres 2024. Meskipun masih memikul amanat sebagai Gubernur Jabar," kata Jazilul. PKB terbuka bagi Ridwan Kamil bila igin bergabung, sepanjang selaras dengan cita-cita dan aturan di PKB. "Mangga Kang (Emil) kalau mau gabung PKB, pintu PKB terbuka kok yang penting selaras dengan cita dan aturan di PKB," ujarnya. Menurut Jazilul, PKB Jawa Barat sudah membangun komunikasi dengan Rid

Nasdem Menilai Isu Pilpres 2024 Dibahas Sejak Awal Buat Masyarakat Apatis

Jakarta -  Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem Lestari Moerdijat menyoroti sejumlah politisi meramaikan isu konstelasi politik Pemilu 2024. Padahal, di tahun 2021 masih banyak pekerjaan rumah belum terselesaikan. "Belum juga tahun berganti dengan setumpuk pekerjaan rumah, sebagian politisi ramai memantik isu terkait konstelasi politik tahun 2024," ujar Lestari dalam keteranganya terkait refleksi akhir tahun 2021, Jumat (31/12). Wakil Ketua MPR RI ini mengatakan, siklus politik tahunan itu menyebabkan masyarakat apatis. Akibatnya ketidakpercayaan publik meningkat. "Siklus yang menyebabkan masyarakat apatis terhadap politik. Yang ujungnya tak lain adalah ketidakpercayaan publik yang makin merosot. Kala politik tak lagi etis, yang terjadi adalah katastrofi moral. Sebuah kegagalan manusia international," ujar Lestari. Sementara, di NasDem diingatkan oleh Ketua Umum Surya Paloh kerja politik tidak boleh meniadakan kemanusiaan. Lestari menuturkan, menjadi politisi tidak